[Cuti Kemana] Pulau Merah, Banyuwangi

Pulau Merah atau Red Island merupakan destinasi wisata yang selalu saja muncul di paket trip wisata beberapa travel di pulau Jawa. Pulau Merah adalah pantai yang hampir setiap hari saya kunjungi. Setidaknya selama 4 minggu, setiap hari. Berpisah 2 minggu, lalu lanjut Pulau Merah lagi selama 4 minggu.
Senja Pulau Merah
Banyuwangi, beberapa tahun belakangan sangat gencar memromosikan wisatanya dan digadang-gadang sebagai The Next Bali. Banyuwangi memang punya segudang wisata alam yang aduhai, mulai gunung hingga pantai. 

Beberapa hari belakangan, salah seorang kawan saya yang pernah meminjami saya buku Mimpi Bayang Jingga, sering mengabadikan senja di Pulau Merah. Dengan aplikasi Lapse It, setiap sore sepulang kerja, kami sudah siap di warung yang sebentar saja si pemilik menjadi hafal ke kami. Bahkan akan tanya kalau salah satu dari kami tidak ada sore itu.

Pulau Merah sekarang sudah terkenal hingga ke luar negeri. Sudah banyak bulenya. Mungkin mereka adalah bule low budget yang menganggap Bali sudah mahal. Atau juga bagi bule yang belajar surfing. Pulau Merah punya ombak yang cocok bagi yang baru belajar. Kalau ada yang pengen surfing, banyak instruktur di sini. Biayanya pun relatif murah kalau dibanding dengan pantai-pantai yang sudah terkenal dengan ombaknya, hanya 150.000 rupiah per satu jam untuk belajar surfing.

Hingga saya menulis artikel ini, fasilitas akomodasi di sini mulai berbenah. Beberapa homestay mulai bermunculan. Dari fasilitas layaknya hotel berbintang hingga kelas mawar. Sebutlah beberapa homestay seperti Rumah Pondok Mertua, A Red Island yang merupakan basecamp bule-bule, Jessie's Beach House, dan Red Island Villa merupakan homestay dengan servis dan akomodasi yang sangat baik. Tapi harganya juga lumayan menguras kantong, rata-rata bertarif 800.000 per malam. Atau untuk wisatawan dengan budget yang medium hingga low ada banyak pilihan. Panjul Homestay dan beberapa penginapan lain bisa jadi pilihan. Tentu dengan harga yang lebih murah, fasilitas yang disediakan juga tidak terlalu mewah tapi masih layak untuk hunian sementara. Semua lokasi yang saya sebutkan di atas semuanya berlokasi dekat dengan pantai. Cukup berjalan kaki, anda akan bisa menikmati hari di pasir pantai yang putih dan buaian ombak yang tenang.

Icon Pulau Merah
Bagaimana untuk akses menuju ke Pulau Merah? Nah, ini yang masih menjadi masalah utama saat ingin berkunjung. Angkutan umum untuk menuju Pulau Merah bisa dibilang tidak ada. Kecuali ojek atau taksi dari Bandara atau Stasiun. Tarifnya juga lumayan mahal mengingat stasiun atau bandara terdekat jaraknya 50-60 km. 
Stasiun Kalisetail ke Pulau Merah (Sumber: Google Map)

Bandar Udara Blimbingsari (BWX) menuju Pulau Merah (Sumber: Google Map)
Bagi kawan-kawan pecinta Fotografi, sangat disarankan untuk ke Pulau Merah di luar bulan Oktober - Februari untuk menghindari musim hujan agar dapat menangkap sunset dengan lebih baik. Pulau Merah juga sangat cocok untuk dijadikan spot mengambil Milky Way karena lokasinya yang minim lampu di malam hari.

Foto diambil di bulan November dengan Nikon D3100, awannya tebal 😞

The Real Red Island in September
Beberapa hasil jepretan saya di Instagram:



Saran saya kalau ke sini, lebih baik sewa motor atau mobil sekalian. Karena ada beberapa lokasi wisata yang dekat dengan Pulau Merah. Contohnya Pantai Mustika Pancer, Pantai Wedi Ireng, dan Teluk Hijau Sukamade. Minimal 3 hari lah nginap di sini biar puas.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sambel Tumpang: Kuliner Kediri yang harus dicoba

[Review] Fujifilm X-70

[Cuti Kemana] Serunya Bermain Salju di Panama Park Bandung