Sambel Tumpang: Kuliner Kediri yang harus dicoba
Kawan-kawan yang budiman, saya rasa, saya tidak bisa menghindari liur yang tiba-tiba membanjiri mulut saya ketika membaca nasi tumpang. Entah, ada saja alasan saya setiap hari mewajibkan sambel tumpang sebagai sarapan, tentu pas saya lagi cuti. Sampai, saking setiap harinya, istri saya ngomel. "Sambel tumpang terus, gizine tempe bosok," begitu lah kira-kira omelan istri. Bukan hanya istri, Bik Tun - pembantu rumah tangga ibu saya, pun hafal atas tingkah saya setiap pagi. Bangun pagi, cuci muka, ambil kunci motor atau sepeda, tidak usah ditanya lagi. Pasti pergi beli sambel tumpang. Apa yang membuat sambel tumpang terasa spesial? Saya juga tidak tau, yang penting saya suka. Bagi sebagian orang, termasuk tante saya, sambel tumpang itu menjijikkan. Karena seperti yang istri saya omelkan ke saya, bahan baku sambel tumpang ini adalah tempe yang sudah agak busuk. Tapi ya tidak busuk-busuk banget. Pernah ada cerita sewaktu saya masih kecil, ada mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata,