Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

Sambel Tumpang: Kuliner Kediri yang harus dicoba

Gambar
Kawan-kawan yang budiman, saya rasa, saya tidak bisa menghindari liur yang tiba-tiba membanjiri mulut saya ketika membaca nasi tumpang. Entah, ada saja alasan saya setiap hari mewajibkan sambel tumpang sebagai sarapan, tentu pas saya lagi cuti. Sampai, saking setiap harinya, istri saya ngomel. "Sambel tumpang terus, gizine tempe bosok," begitu lah kira-kira omelan istri. Bukan hanya istri, Bik Tun - pembantu rumah tangga ibu saya, pun hafal atas tingkah saya setiap pagi. Bangun pagi, cuci muka, ambil kunci motor atau sepeda, tidak usah ditanya lagi. Pasti pergi beli sambel tumpang. Apa yang membuat sambel tumpang terasa spesial? Saya juga tidak tau, yang penting saya suka. Bagi sebagian orang, termasuk tante saya, sambel tumpang itu menjijikkan. Karena seperti yang istri saya omelkan ke saya, bahan baku sambel tumpang ini adalah tempe yang sudah agak busuk. Tapi ya tidak busuk-busuk banget. Pernah ada cerita sewaktu saya masih kecil, ada mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata,

[RESENSI] Trilogi Rara Mendut

Gambar
Oiya, karena pandemik, akhirnya saya kembali menulis. Terimakasih Covid. Sebenarnya, buku trilogi Rara Mendut oleh YB Mangunwijaya ini sudah lama saya miliki. Tapi finisingnya yang belum. Tinggal buku terakhir saja yang belum tamat. Ah, payah sekali. Itu karena saya terlalu sibuk dengan komunitas baru, STHolics. Paragraf di atas adalah paragraf saat saya menulis draft tulisan ini tahun lalu. Iya, TAHUN LALU. Dan baru selesai sekarang. Jadi, untuk sekarang, saya sudah menyelesaikan trilogi ini. Alhamdulillah ya. Buku ini terdiri dari 3 judul, ya iyalah kan namanya Trilogi. Buku pertama judulnya Rara Mendut, buku kedua judulnya Genduk Duku, buku ketiga judulnya Lusi Lindri.  Rara Mendut berlatar jaman kerajaan Mataram yang sedang jaya-jayanya, membuat salah satu daerah di pesisir mau tidak mau harus takluk setelah tumenggungnya meregang nyawa karena memilih untuk bebas dan tidak terikat dengan Mataram. Dari situ, mutiara terpendam bernama Rara Mendut yang sebelumnya diboyong oleh tumengg