Postingan

[Review] Fujifilm X-70

Gambar
Pagi itu, tidak ada niat sedikitpun untuk saya meminang  gear  baru. Namun tawaran dari seorang kawan, rasanya sayang untuk dilewatkan. “Banyak bonus; battery 3 plus charger  external , satu set holder Haida 75 series sekalian filter GND reverse punya Haida, tas kamera National Geographic. Itu kalau ditotal semuanya jadi 15-juta,” begitu kata mulut racun kawan saya via  WhatsApp . Tentu, saya tidak memercayai nominal terakhir yang dia tuliskan. Ciri-ciri mulut buaya. Tapi entah, hari berikutnya saya bersalaman dengannya dan akhirnya  deal . Yang ada di dalam pikiran saya saat itu adalah, menjualnya lagi di toko online. Karena beberapa bulan ini saya mulai aktif di  Tokopedia , menjual barang-barang  secondhand  saya yang berhubungan dengan fotografi. Yah, pikiran ini belum hilang sepenuhnya. Sembari menunggu DSLR saya selesai diperbaiki, akhirnya Fujifilm X-70 menemani hari-hari  hunting  saya. Perbedaan yang sangat mencolok dari perpindahan ke  mirrorless   compact  ini adalah tentang

[EXTRA] Keuangan

Gambar
 Di dalam sebuah hidup, pasti ada rencana. Karena Tuhan juga yang menentukan. Sok serius sedikit lah ya. 😆 Beberapa hari yang lalu, akhirnya THR turun juga. Tunjangan Hari Raya. Satu bulan dalam setahun, akhirnya karyawan macam saya ini merasakan gaji yang besar. Kebetulan, perusahaan tempat saya menambatkan hidup ngasinya 1x gaji pokok. Jadi, bulan ini saya mendapat 2x upah pokok. Mayan kan buat kasi angpao saudara-saudara yang pasang wajah memelas dan pura-pura bujang demi untuk mendapatkan cuan di hari lebaran. Namun, dibalik itu semua, ternyata jumlah yang diangankan ternyata terlampau tinggi. Yang masuk rekening ternyata gak sebanyak itu. Bukan, bukan karena dititipkan ke oknum pejabat negara yang bisa saja gaji saya disunat sebelum mendarat di rekening saya, melainkan gaji yang tertulis di slip gaji sifatnya gross alias kotor. Bagi kawan-kawan yang saat ini baru mau akan offering atau dapat tawaran dari perusahaan, kalian sebaiknya mulai melihat dengan teliti apakah gaji yang di

Sambel Tumpang: Kuliner Kediri yang harus dicoba

Gambar
Kawan-kawan yang budiman, saya rasa, saya tidak bisa menghindari liur yang tiba-tiba membanjiri mulut saya ketika membaca nasi tumpang. Entah, ada saja alasan saya setiap hari mewajibkan sambel tumpang sebagai sarapan, tentu pas saya lagi cuti. Sampai, saking setiap harinya, istri saya ngomel. "Sambel tumpang terus, gizine tempe bosok," begitu lah kira-kira omelan istri. Bukan hanya istri, Bik Tun - pembantu rumah tangga ibu saya, pun hafal atas tingkah saya setiap pagi. Bangun pagi, cuci muka, ambil kunci motor atau sepeda, tidak usah ditanya lagi. Pasti pergi beli sambel tumpang. Apa yang membuat sambel tumpang terasa spesial? Saya juga tidak tau, yang penting saya suka. Bagi sebagian orang, termasuk tante saya, sambel tumpang itu menjijikkan. Karena seperti yang istri saya omelkan ke saya, bahan baku sambel tumpang ini adalah tempe yang sudah agak busuk. Tapi ya tidak busuk-busuk banget. Pernah ada cerita sewaktu saya masih kecil, ada mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata,

[RESENSI] Trilogi Rara Mendut

Gambar
Oiya, karena pandemik, akhirnya saya kembali menulis. Terimakasih Covid. Sebenarnya, buku trilogi Rara Mendut oleh YB Mangunwijaya ini sudah lama saya miliki. Tapi finisingnya yang belum. Tinggal buku terakhir saja yang belum tamat. Ah, payah sekali. Itu karena saya terlalu sibuk dengan komunitas baru, STHolics. Paragraf di atas adalah paragraf saat saya menulis draft tulisan ini tahun lalu. Iya, TAHUN LALU. Dan baru selesai sekarang. Jadi, untuk sekarang, saya sudah menyelesaikan trilogi ini. Alhamdulillah ya. Buku ini terdiri dari 3 judul, ya iyalah kan namanya Trilogi. Buku pertama judulnya Rara Mendut, buku kedua judulnya Genduk Duku, buku ketiga judulnya Lusi Lindri.  Rara Mendut berlatar jaman kerajaan Mataram yang sedang jaya-jayanya, membuat salah satu daerah di pesisir mau tidak mau harus takluk setelah tumenggungnya meregang nyawa karena memilih untuk bebas dan tidak terikat dengan Mataram. Dari situ, mutiara terpendam bernama Rara Mendut yang sebelumnya diboyong oleh tumengg

[Cuti Kemana] Serunya Bermain Salju di Panama Park Bandung

Gambar
Bulan Juli lalu, saya berkesempatan untuk berpelesir kembali ke Jawa Barat, tepatnya di Kota Bandung, setelah sekian lama saya tidak main ke Jawa Barat. Kesempatan itu saya dapat pas kebetulan ada program pelatihan dari perusahaan selama satu minggu. Karena waktunya ada di tengah waktu ibadah cuti saya, maka saya ajaklah anak istri juga ikut. Rencananya nanti setelah training selesai, kami luangkan 3 hari untuk jalan-jalan. Lumayan kan dapat gratis hotel selama seminggu. Berangkatlah kami pakai kereta api dan sampai dengan selamat di Kota Kembang. Sampai Stasiun Bandung, saya langsung menuju West Point Hotel. Hotelnya bagus, tapi sayangnya sekitaran itu sepi betul. Walaupun dekat dengan Bandara Husen Sastranegara di Bandung, tapi dia ada di pinggiran kota. Tidak masalah sebenarnya kalau saya sendiri, tapi kan ini sama anak istri. Kasihan kan selama saya tinggal training, bakal jauh kemana-mana. Tapi untunglah ada Go-Jek, semua serba mudah. Terimakasih Nadiem Makarim. Skip lah ya, S