[Review] Fujifilm X-70

Pagi itu, tidak ada niat sedikitpun untuk saya meminang gear baru. Namun tawaran dari seorang kawan, rasanya sayang untuk dilewatkan. “Banyak bonus; battery 3 plus charger external, satu set holder Haida 75 series sekalian filter GND reverse punya Haida, tas kamera National Geographic. Itu kalau ditotal semuanya jadi 15-juta,” begitu kata mulut racun kawan saya via WhatsApp. Tentu, saya tidak memercayai nominal terakhir yang dia tuliskan. Ciri-ciri mulut buaya. Tapi entah, hari berikutnya saya bersalaman dengannya dan akhirnya deal. Yang ada di dalam pikiran saya saat itu adalah, menjualnya lagi di toko online. Karena beberapa bulan ini saya mulai aktif di Tokopedia, menjual barang-barang secondhand saya yang berhubungan dengan fotografi. Yah, pikiran ini belum hilang sepenuhnya. Sembari menunggu DSLR saya selesai diperbaiki, akhirnya Fujifilm X-70 menemani hari-hari hunting saya.

Perbedaan yang sangat mencolok dari perpindahan ke mirrorless compact ini adalah tentang beratnya. Ya, bagi kalian yang hingga sekarang masih menenteng DSLR, pasti akan merasakan hal yang sama. Apalagi setelah dipasang di tripod. Beban menjadi sungguh drop, ringan banget. Setidaknya kalau alam sedang tidak ingin kemolekannya diabadikan, beban yang kita pikul tidak seberat menenteng DSLR.

Perbedaan yang kedua, Fujifilm X-70 ini dilengkapi lensa fix dan tidak bisa diganti. Awalnya saya ragu, apakah dengan focal length 18.5 mm cukup untuk mengabadikan bentang alam yang luas, walaupun memang kamera ini cocoknya untuk street photography. Tapi setelah dicoba untuk nge-landscape, ternyata good enough. View angle-nya masih cukup lah untuk landscape. Kemampuan mencari titik fokusnya lumayan cepat untuk landscape namun terasa agak lemot saat dipakai untuk macro atau untuk objek yang cukup dekat dengan kamera.

Untuk warna yang ditangkap, cukup memuaskan. Saya belum mengeksplorasi lebih jauh mengenai warna yang dihasilkan kamera ini. Dari berbagai referensi, Fujifilm memang terkenal dengan picture style Astia, Profia, dan kawan-kawannya. Juga ada ruang yang menurut saya cukup personal. Karena kita bisa mengatur shadow, highlight, color, serta sharpness sesuai keinginan kita. Tapi ya itu, saya belum eksplor sampai sejauh itu.

 
Selanjutnya, kemampuan menurunkan noise di kamera ini juga cukup mumpuni. Sampai di ISO 1250, belum terasa ada noise yang benar-benar mengganggu. Di atas itu, saya belum pernah mencobanya. Satu hal yang menjadi kekurangan menurut saya adalah handling grip-nya yang kecil. Atau mungkin saya sudah terbiasa dengan grip DSLR yang pas di tangan, jadinya terasa was-was saat megang kamera ini tanpa ada strap yang terpasang. Tapi itu bisa diakali dengan memasang L-Plate khusus Fujifilm X-70 yang bisa dengan mudah kalian dapatkan di toko-toko online langganan.

 
Yaps, sementara cuma ini yang bisa saya bagikan mengenai pengalaman pakai Fujifilm seri X-70 ini. Oiya, kalau kalian berminat dengan kamera ini bersama seperangkat asesorisnya, coba sering cek di Tokopedia lalu cari toko Reargha, atau langsung klik LINK ini, siapa tau saya sudah melego kamera ini.



Komentar

  1. Cekep foto ke 6 nya,warnanya syahdu,sayang langitnya pas mendung

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[RESENSI] BUKU: Kura-Kura Berjanggut

[EXTRA] Keuangan

[Cuti Kemana] Serunya Bermain Salju di Panama Park Bandung